Si Tape
Singkong Legit
Risa Umami, Dian Rizkiaditama, Ridha Anisa
F., Bowo Siswandoko
Program Studi
Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan
Jl. Tlogomas 246 Malang Telp. 464318
ABSTRAC
Biotechnology
is the utilization of microorganisms to produce a product that can be used by
human beings. Biotechnology divided into two , that is conventional biotechnology ( traditionally ) and modern
biotechnology . Biotechnology conventional usually use of microorganisms in the
form of bacteria , fungi , etc. While biotechnology usually using modern
technologies that can help us in the process of tissue culture.
Processing
food by fermentation is the type of food processing old enough. Traditionally
mostly done at the household level. Indonesia very rich food products the
results of the fermentation process. One example tape. Tape is fermentation
traditional food that is no stranger to. Tape made from rice , glutinous rice ,
or from fermented cassava cassava ( trees ). Different to other foods fermentation that involves one of the main
play, tape involved a lot of
microorganisms.Tape is already varying with different flavor and to improve the
attractiveness of the consumer.
Keyword: Biotechnology,
fermentation, Tape
ABSTRAK
Bioteknologi adalah pemanfaatan mikroorganisme untuk
menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan oleh manusia. Bioteknologi
dibagi menjadi dua, yaitu, bioteknologi konvensional (tradisional) dan
bioteknologi modern. Bioteknologi konvensional biasanya menggunakan
mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dll. Sedangkan bioteknologi modern
biasanya menggunakan teknologi-teknologi yang dapat membantu kita dalam proses
pengkloningan, kultur jaringan.
Pengolahan makanan dengan cara fermentasi merupakan jenis
pengolahan makanan yang cukup tua. Secara tradisional banyak dilakukan di
tingkat rumah tangga. Indonesia sangat kaya akan produk-produk pangan hasil
proses fermentasi. Salah satu contohnya tape. Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah
tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong
(ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya
melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, pembuatan tape melibatkan
banyak mikroorganisme. Pembuatan tape kini telah bervariasi dengan berbagai
rasa dan tampilan untuk menambah daya tarik konsumen.
Kata Kunci : Bioteknologi, Fermentasi, Tape
Pendahuluan
Mikroorganisme
dapat digunakan sebagai bahan makanan atau diubah menjadi bentuk makanan yang
lain. Sehingga nilai gizinya lebih tinggi, zat gizi lebih mudah diserap, serta
mempunyai cita rasa yang lebih menarik. Suatu makanan dan minuman dapat
diubah oleh suatu organisme melalui proses fermentasi. Proses fermentasi
merupakan perubahan enzimatik secara anaerob dari suatu senyawa organik dan
menjadi produk organik yang lebih sederhana. Hal tersebut disebabkan
mikroorganisme dapat tumbuh menjadi dua kali lipat. Fermentasi adalah bentuk
pengawetan makanan secara modern. Umumnya bahan makanan yang akan diawetkan
akan mengalami proses pengubahan karbohidrat menjadi alkohol (Simbolon, 2008).
Dalam artikel
ini akan membahas tentang proses pembuatan tape yang dibantu oleh
mikroorganisme melalui fermentasi
Bioteknologi
secara sederhana sejak lama sudah dikenal oleh manusia. Contohnya di bidang
teknologi pangan adalah pembuatan tape.
Bioteknologi
dengan menggunakan mikroorganisme dapat menghasilkan makanan dan minuman karena
dapat tumbuh dengan cepat, mengandung protein yang cukup tinggi dan dapat
menggunakan produk-produk sisa sebagai substratnya misalnya dari limbah dapat
menghasilkan produk yang tidak toksik dan reaksi biokimianya dapat dikontrol
oleh enzim organisme itu sendiri (Simbolon, 2008).
Tape
merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape
dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda
dengan makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang
berperan utama, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme (Radiyati,
1990).
Mikroorganisme
yang terlibat adalah kapang dan khamir. Yang termasuk kapang yaitu Amylomyces
rouxii, Mucor sp, dan Rhizopus sp. Yang termasuk khamir
yaitu Saccharomycopsis sp., Saaccaromycopsis malanga, Pichia
burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis serta
bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua
mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape (Simbolon, 2008).
Mikroorganisme
dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan
amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan
monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification)
(Simbolon, 2008).
Kemudian
khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebutmenjadi alkohol.
Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tapetersebut
dibuat, semakin kuat alkoholnya (Simbolon, 2008).
Bioteknologi
Bioteknologi
berasal dari kata bio (hidup) dan teknologi. Dari kedua kata tersebut, pengertian
bioteknologi adalah teknologi yang memanfaatkan organisme (makhluk hidup) untuk
menghasilkan produk maupun jasa yang bermanfaat bagi manusia. Pada umumnya,
makhluk hidup yang dimanfaatkan dalam proses bioteknologi berupa mikrobia (Kholidaziah, 2013).
Berdasarkan tingkat kerumitan dalam
pelaksanaan proses proses bioteknologi, bioteknologi dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu :
1.
Bioteknologi Konvensional
Penerapan
bioteknologi konvensional untuk menghasilkan produk, hanya mengandalkan peran
organisme sebagai pengubah bentuk maupun kandungan gizi melalui proses
fermentasi. Contoh : Keju, yogurt, mentega, tapai dan lain lain. Fermentasi
adalah merupakan proses pemecahan glukosa pada bahan makanan oleh mikrobia.
Fermentasi ini menghasilkan etanol, karbon dioksida, dan energi. Pada proses
ini, campur tangan manusia hanya sebatas menyediakan dan mengkondisikan
substrat agar mikroorganisme dapat berkembang secara optimal. Bioteknologi
konvensional memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut :
·
Jumlah produk yang dihasilkan dalam
skala kecil
·
Hanya menerapkan teknologi sederhana
·
Prosesnya relatif belum steril sehingga
kualitas hasilnya belum terjami
2. Bioteknologi Modern
Berbeda dengan bioteknologi konvensional yang masih
menggunakan peralatan sederhana, bioteknologi modern telah menggunakan
peralatan peralatan yang canggih. Selain itu, bioteknologi modern sudah
dilakukan dalam keadaan steril, produksi yang dihasilkan lebih berkualitas, dan
dihasilkan dalam jumlah yang besar. Penerapan bioteknologi modern tidak hanya
melibatkan mikrobia sebagai perubah bentuk maupun kandungan gizi pada makanan
(fermentasi). Pada bioteknologi modern dilakukan proses manipulasi tehadap
susunan genetic mikrobia yang dimanfaatkan. Misal dengan pemotongan maupun
penyisipan gen (Kholidaziah,
2013).
Perkembangan
bioteknologi modern sejalan dengan perkembangan dan penemuan dalam berbagai
bidang keilmuan. Terutama diawali penemuan struktur DNA oleh Watson dan Crick
pada tahun 1953. Berkembangnya berbagai disiplin ilmu seperti Mikrobiologi, biokimia,
biologi sel, biologi milekuler, dan genetika juga sangat mendukung perkembangan
bioteknologi modern (Kholidaziah, 2013).
Bioteknologi
dapat diartikan sebagai pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan teknologi dengan
menggunakan makhluk hidup sebagai alat bantu untuk menghasilkan produk atau
jasa guna kepentingan manusia. Bioteknologi bukanlah suatu disiplin ilmu
melainkan penerapan ilmu (suatu teknik dalam biologi). Dalam bioteknologi,
makhluk hidup digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa dengan alasan
karena makhluk hidup:
1. Senantiasa berkembangbiak dan dapat
dibiakkan (terbaharukan)
2. Mudah diperoleh
3. Sifatnya dapat diubah-ubah sesuai
kebutuha
4. Dapat menghasilkan berbagai macam
produk yang dibutuhkan Bioteknologi Konvensional (Sudarmadji, 1989).
Pemanfaatan makhluk
hidup untuk menghasilkan produk atau jasa sudah banyak dilakukan sejak dulu. Di
Indonesia, orang telah lama mengenal proses pembuatan tape, tuak dan tempe
dengan menggunakan mikroorganisme (Sudarmadji,
1989).
Karakteristik
Singkong
Singkong yang
juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu adalah pohonan tahunan tropika
dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai
makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Umbi akar singkong
banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Umbi yang rasanya manis
menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi akar yang masih segar
(Gunarso, 2010).
Ubi kayu
(Manihot utilissima) menghasilkan umbi setelah tanaman berumur 6 bulan. Setelah
tanaman berumur 12 bulan dapat menghasilkan umbi basah sampai 30 ton/ha.
Kerusakan yang biasa timbul pada ubi kayu adalah warna hitam yang disebabkan
oleh aktivitas enzim polyphenolase atau biasa disebut dengan kepoyoan (Gunarso,
2010).
Akar-akaran
dan umbi-umbian kandungan patinya tinggi dan kenyataannya bahwa ditanam secara
melimpah, akar-akaran dan umbi-umbian merupakan salah satu pangan pokok atau
yang utama yang dimakan diberbagai bagian Asia Tenggara. Di samping sayuran
akar-akaran semacam itu seperti singkong, talas, kentang, ubi jalar dan uwi,
buah-buahan yang berpati seperti pisang untuk dimasak, sukun dan nangka
dimasukkkan dalam golongan pangan di atas. Pangan tersebut merupakan sumber
energi yang baik (Gunarso, 2010).
Beberapa
varietas tanaman ubi kayu yang banyak memberikan hasil dari pertanamannya dapat
dikemukakan sebagai berikut :
a.
Jenis Mangi : hasil umbi yang diberikan dalam
pertanaman seluas 1 hektar adalah 200 kuintal, umbi-umbinya panjang bertangkai,
kadar zat tepung sekitar 37 %, bila direbus rasanya manis.
b.
Jenis Valenca : memberikan hasil untuk
pertanamannya seluas 1 hektar sekitar 200 kuintal umbi, keadaan umbi dari
sedang sampai gemuk dan bertangkai, kadar zat tepung sekitar 33,1 %, bila
direbus rasanya manis.
c.
Jenis Betawi : hasil umbi dari pertanaman
seluas 1 hektar adalah sekitar 300 kuintal, umbi-umbinya gemuk tidak
bertangkai, kadar zat tepung 34,4 %, bila direbus rasanya manis.
d.
Jenis Bogor : hendaknya diperhatikan agar
umbinya tidak perlu dimakan karena rasanya pahit dan beracun, hanya baik dibuat
untuk tepung kanji. Umbinya memang gemuk-gemuk, bertangkai dengan kadar zat
tepung yang dikandungnya sekitar 30,9 %. Hasil pertanaman 1 hektar sekitar 400
kuintal.
e.
Jenis Basiorao : juga umbinya beracun,
rasanya pahit, keadaan umbi agak gemuk dan bertangkai pendek, kadar zat tepung
sekitar 31,2 %. Hasil umbi yang diperoleh untuk penanaman seluas 1 hektar
adalah sekitar 300 kuintal, sebagai bahan untuk industri tepung kanji.
f.
Jenis Sao Pedro Petro : keadaan umbi seperti
jenis Basiorao dengan kadar zat tepung 35,4 %, hasil umbi 1 hektar sekitar 400
kuintal.
g.
Jenis Muara : hasil umbinya gemuk-gemuk,
tetapi sangat beracun, kadar zat tepung 26,9 %, hasil 1 hektar sekitar 400
kuintal
(Kartasapoetra,
1994).
Ubi
kayu (Manihot utilissima) termasuk tumbuhan berbatang pohon lunak atau getas
(mudah patah). Ubi kayu berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi dari bekas
pangkal tangkai daun, bagian tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan yang
tinggi. Ubi kayu bisa mencapai ketinggian 1 – 4 meter. Daun ubi kayu memiliki
tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan dan tiap tangkai
mempunyai daun sekitar 3-8 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kuning, hijau
atau merah.
Adapun komposisi
kimia ubi kayu atau singkong dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Komponen
|
Kadar
|
Kalori
(kal)
|
146
|
Protein
(gr)
|
1,2
|
Lemak
(gr)
|
0,3
|
Karbohidrat
(gr)
|
34,7
|
Kalsium
(mg)
|
33
|
Fosfor
(mg)
|
40
|
Besi
(mg)
|
0,7
|
Vitamin
A (S.I)
|
0
|
Vitamin
B1 (mg)
|
0,06
|
Vitamin
C (mg)
|
30
|
Air
(gr)
|
62,5
|
BDD
(%)
|
75
|
Sumber : Departemen
Kesehatan R.I, (1992).
Secara alami
ada 3 jenis karbohidrat, yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida.
Bentuk yang paling umum dari oligosakarida yaitu disakarida yang terdiri dari 2
monosakarida. Contoh yang paling umum dari disakarida yaitu sukrosa. Bahan
monosakarida yang terdapat diperdagangan umumnya dibuat melalui proses
hidrolisa bahan polisakarida. Bahan monosakarida untuk makanan dan obat-obatan
seperti glukosa dan fruktosa sering dibuat dari jagung, ketela pohon, ubi jalar
dan lainnya (Sudarmadji, et al., 1989).
Tape
Tape adalah sejenis
penganan yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi). Tape bisa dibuat
dari ubi kayu dan hasilnya dinamakan tape singkong. Pembuatan tape memerlukan
kecermatan dan kebersihan yang tinggi agar singkong atau ketan dapat menjadi
lunak karena proses fermentasi yang baik. Ragi adalah bibit jamur yang
digunakan untuk membuat tape ubi kayu, tape ketan dan tape beras dan tape yang
lain (Faiz, 2011).
Tape adalah
hasil fermentasi dengan Saccharomyces pastorianus, Saccaharomyces
heterogenicus, Endomycopsis sp, Chlamydomucor sp, Rhizopus sp dan Bacillus sp. Semua
mikroorganisme tersebut diinokulasi dengan ragi. Tape terbuat dari tepung beras
(tepung Oryza sativa) atau tapioka (Manihot esculanta). Sumber
karbohidrat tersebut dimasak sepenuhnya sebelum diinokulasikan. Setelah
fermentasi 2 – 3 hari, karbohidrat tersebut menjadi cairan semi padat atau
kental yang merupakan campuran dari gula, alkohol, aldehid dan asam, dimana
akan memberikan rasa dan aroma yang berbeda pada produk (Faiz, 2011).
Adapun komposisi
kimia dari tape singkong dapat dilihat dari tabel :
Komponen
|
Kadar
|
Kalori
(kal)
|
173
|
Protein
(gr)
|
0,5
|
Lemak
(gr)
|
0,1
|
Karbohidrat
(gr)
|
42,5
|
Kalsium
(mg)
|
30
|
Fosfor
(mg)
|
30
|
Besi
(mg)
|
0
|
Vitamin
A (S.I)
|
0
|
Vitamin
B1 (mg)
|
0,07
|
Vitamin
C (mg)
|
0
|
Air
(gr)
|
56,1
|
BDD (%)
|
100
|
Sumber : Departemen
Kesehatan R.I, (1992).
Tape merupakan
makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape dibuat dari
beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan
makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang
berperan utama, seperti tempe, atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan
banyak mikroorganisme (Rahmah, 2010).
Tape dihasilkan
dengan cara fermentasi ragi yang merupakan inokulum biakan dari khamir, kapang
dan bakteri. Mikroorganisme tersebut akan menghasilkan panas dalam keadaan
anaerob sehingga akan menghasilkan enzim yang dapat merombak karbohidrat
menjadi komponen yang lebih sederhana sehingga akan lebih mudah untuk dicerna.
Jika tape dikonsumsi dalam jumlah yang banyak akan menimbulkan rasa panas dalam
perut karena kadar alkohol tinggi (Hidayat, et al., 2006)
Pada dasarnya ada dua tipe tapai,
tapai ketan dan tapai singkong. Tape memiliki rasa manis dan sedikit mengandung
alcohol, memiliki aroma yang menyenangkan, bertekstur lunak dan berair.
Tapai sebagai produk makanan cepat rusak
karena adanya fermentasi lanjut setelah kondisi optimum fermentasi tercapai, sehinnga
rasaya asam dan tidak untuk dikonsumsi (Rahmah, 2010).
Hubungan
Fermentasi dengan Pembuatan Tape
Fermentasi adalah
suatu proses biokimia yang diakibatkan oleh aktivitas enzim yang dihasilkan
oleh mikroorganisme yang terdapat dalam bahan. Mikroorganisme fermentatif ini
umumnya adalah bakteri asam laktat, yaitu bakteri yang mampu mengubah zat gula
dalam bahan menjadi asam, alkohol, dan karbondioksida. Dengan terjadinya
fermentasi ini maka bahan mengalami perubahan rasa, aroma, tekstur dan warna
(Rahmah, 2010).
Fermentasi adalah proses produksi energi
dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi
adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat defenisi
yang lebih jelas yang mendefenisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan
anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Gula adalah bahan umum
dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat
(Hidayat, 2006).
Fermentasi juga dapat
berfungsi untuk mengawetkan bahan pangan, peningkatan nilai gizi, perbaikan
cita rasa atau pembuatan minuman yang merangsang telah dilakukan mungkin sejak
zaman prasejarah oleh manusia dan hampir semua peradaban. Praktek fermentasi
pada masa mendatang akan menjadi cara yang semakin penting untuk membuat
pengaya pangan dan bahan baru, di samping itu untuk maksud pengawetan yang
bertambah nyata (Rahmah, 2010). Dalam proses fermentasi, mikroorganisme akan
merombak karbohidrat, kemudian protein dan kemudian lemak. Namun perombakan
karbohidrat melalui beberapa tahapan yaitu gula, kemudian alkohol dan setelah
itu asam (Rahmah, 2010).
Produk fermentasi
terdiri dari minuman beralkohol seperti bir, sake, brem, wine. Produk
fermentasi dengan bahan susu seperti keju dan yoghurt. Produk fermentasi
sayuran seperti sourkrout (acar kubis), pikel (acar timun). Produk fermentasi
dengan bahan serealia seperti tape ketan hitam dan ketan putih. Produk
fermentasi dengan bahan kacang kedelai adalah tempe, tauco, oncom dan kecap.
Makanan fermentasi merupakan makanan yang digunakan dalam menu sehari-hari.
Banyak keuntungan yang bisa diambil dari produk makanan fermentasi baik secara
organoleptik (inderawi) maupun dalam peningkatan nilai gizi. Keunggulannya
antara lain memberi penampakan dan cita rasa yang khas, misalnya pada tempe,
tauco dan oncom berbeda dengan rasa aslinya. Mempunyai aroma yang khas dengan
terbentuknya asam, alkohol, ester dan senyawa lainnya. Fermentasi juga
menurunkan senyawa beracun lainnya seperti tirosin pada kedelai. Fermentasi
juga dapat meningkatkan nilai gizi karena dapat memecah senyawa kompleks
menjadi lebih sederhana sehingga lebih mudah untuk dicerna (Apriyantono, 1989).
Kadang-kadang bahan
pangan difermentasikan dalam keadaan ada udara, seperti pada pembuatan susu
asam (yoghurt). Fermentasi menghasilkan asam lemah yang bekerja sebagai
zat pengwet. Proses fermentasi (pengasaman) mempunyai pengaruh kecil pada nilai
gizi pangan. Akan tetapi proses itu pada dasarnya mengurangi jumlah bakteri
yang berbahaya (Simbolon, 2008).
Beberapa produk hasil metabolit hasil pemecahan
asam amino antara lain :
a.
Terbentuk karena dekarboksilasi : lisin menjadi kadaverin,
ornitin menjadi putresin, glutamat menjadi aminobutirat, valin menjadi
isobitilamin, tirosin menjadi tiramin, triptofan menjadi triptamin.
b.
Terbentuk karena deaminasi : alanin menjadi piruvat,
isoleusin menjadi β-Metil-α-ketovalerat, triptofan menjadi indol, glutamat
menjadi α-ketoglutarat, aspartat menjadi fumarat, serin menjadi piruvat,
treonin menjadi α-ketobutirat, dan sistein menjadi piruvat dan hidrogen sulfit.
c. Terbentuk
karena reaksi Strickland : alanin menjadi asetat, valin menjadi isobutirat,
leusin menjadi isovalerat, isoleusin menjadi α-metilbutirat, prolin menjadi
δ-amino valerat, dan hidroksiprolin menjadi δ-amino-α-hidroksi valerat
(Sudarmadji, 1989).
Karbohidrat
yang bermolekul besar (polisakarida) mula-mula akan mengalami proses perombakan
menjadi glukosa (monosakarida) atau maltosa (disakarida) dengan bantuan enzim
selulase dan amilase yang dihasilkan oleh Bacilli, Streptomyces, Penicillia
dan Aspergilli. Perombakan karbohidrat tersebut menyebabkan komponen yang
kompleks menjadi komponen yang lebih sederhana sehingga akan lebih mudah untuk
dicerna oleh tubuh dan penyerapannya juga akan maksimal. Perombakan tersebut
dapat juga disebut dengan fermentasi. Selain memcah komponen kompleks,
fermentasi juga dapat menurunkan racun dalam bahan pangan. Contohnya tirosin
pada kacang kedelai dalam pembuatan tempe (Radiyati, 1990).
Proses
fermentasi dikenal juga dengan proses perombakan karbohidrat. Di mana dalam proses
ini polisakarida akan dirombak atau dipecah menjadi disakarida dengan
menggunakan panas. Panas yang dihasilkan berasal dari ragi tape tersebut.
Kemudian disakarida akan dipecah menjadi glukosa dan fruktosa dengan bantuan
enzim amilase yang berasal dari kapang. Jika ragi semakin banyak maka enzim
amilase juga akan semakin banyak sehingga glukosa dan fruktosa juga akan
semakin banyak dan rasanya akan semakin manis. Dalam proses selanjutnya glukosa
akan dirombak menjadi alkohol dan CO2 oleh bantuan invertase yang berasal dari
khamir atau bekteri. Semakin banyak jumlah glukosa maka akan semakin banyak
juga alkohol yang dihasilkan. Apabila fermentasi anaerob berlangsung lebih lama
maka produksi alkohol juga akan semakin banyak. Dan jika dilanjutkan dengan fermentasi
aerob dalam waktu yang cukup lama maka produksi asam asetat atau juga asam
laktat juga akan meningkat. Dan sebaliknya jika fermentasi aerob sangat singkat
maka produksi asam juga akan sedikit (Dwiari, 2008).
Fermentasi
Anaerob
Pada proses fermentasi
anaerob, bahan dasar yang digunakan adalah bahan pangan yang banyak mengandung
karbohidrat. Bahan dasar umbi-umbian dapat berupa, ubi kayu, ubi rambat ataupun
ubi jalar. Sedangkan bahan dasar serealia dapat berupa beras biasa atau beras
ketan (Dwiari,
2008).
Fermentasi anaerob
merupakan fermentasi awal dari suatu bahan yang difermentasikan yang mengandung
energi kimia yang tidak teroksidasi penuh tetapi tidak dapat mengalami
metabolisme lebih jauh tanpa oksigen atau akseptor elektron lainnya. Fermentasi
ini menghasilkan 2 molekul ATP per molekul glukosa (Dwiari, 2008).
Saccharomyces
cereviceae memiliki daya konversi gula menjadi etanol yang sangat
tinggi. Mikroba tersebut menghasilkan enzim zimase dan invertase. Enzim zimase
berfungsi memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Enzim invertase
mengubah glukosa menjadi etanol pada fermentasi anaerob (Susanto, 1994).
Etanol yang memiliki
nama lain alkohol, etanolum dan alkohol merupakan cairan yang bening, tidak
berwarna, mudah mengalir, mudah menguap, serta mudah terbakar dengan api biru
tanpa asap. Etanol dapat juga larut dalam air, kloroform, eter, gliserol dan
hampir dapat larut dalam semua jenis pelarut organik (Martin, et al.,
1983). Fermentasi anaerob adalah salah
satu fermentasi yang pada prosesnya tidak memerlukan oksigen. Mikroba yang ada
dapat mencerna bahan energinya tanpa oksigen (Adi, 2011).
Adapun reaksi
fermentasi anaerob dapat dilihat sebagai berikut :

Fermentasi asam
laktat juga merupakan fermentasi anaerob dengan menggunakan Lactobacillus sp
untuk menghasilkan asam laktat. Fermentasi asam laktat ada dua yaitu :
a.
Homofermentatif, yaitu fermentasi asam laktat untuk
menghasilkan asam laktat sebagai produk akhir metabolisme gula atau glukosa.
Adapun reaksinya dapat dilihat sebagai berikut :
C6H12O6 Lactobacill
us sp 2 C2H3OH + 2 CO2 +
Energi Atau

C6H12O6 +
2NAD + 2ADP + Pi 2CH3COCOOH + 2NADH + 2ATP + H+
b.
Heterofermentatif, yaitu fermentasi asam laktat dengan
menggunakan dehidrogenasi asam piruvat untuk menghasilkan asam laktat. Adapun
reaksinya dapat dilihat sebagai berikut :
2C2H3OH +
2CO2 + 2NADH2 Piruvat
dehidrogenasi 2C2H5OCOOH +
2NAD Atau CH3COCOOH + NADH + H+ CH3CH2OCOOH + NAD+

c.
Ester organik atau ethyl acetat yaitu suatu produk yang
dihasilkan dengan mereaksikan etanol dengan asam asetat sehingga akan
menghasilkan senyawa ester dan air dan dibantu oleh Hansenula anomala.
Adapun reaksinya dapat dilihat sebagai berikut :
2C2H5OH +
2CH3COOH Hansenula
anomala 2CH3COOC2H5 +
2H2O

(Rahmah, 2010).
Fermentasi
Aerob
Fermentasi aerob
adalah fermentasi yang pada prosesnya memerlukan oksigen. Semua mikroorganisme
yang ada memperoleh energi dari oksigen. Bahan energi yang paling banyak
digunakan adalah glukosa. Fermentasi aerob adalah fermentasi asam asetat atau
asam cuka yang dibantu oleh bakteri Acetobacter aceti dengan menggunakan
substrat etanol. Adapun reaksinya dapat dilihat sebagai berikut :
2 CH3CH2OH + 2 O2
A.aceti 2 CH3COOH + 2
H2O + Energi

(Hidayat, et al., 2006).
Bakteri asam asetat
seperti Acetobacter aceti melakukan metabolisme yang bersifat aerobik.
Peranan utamanya dalam fermentasi bahan pangan adalah mengoksidasi alkohol
menjadi asam asetat. Khamir berperan dalam fermentasi alkohol dengan produk
utamanya yaitu etanol (Rahmah, 2010).
Pada proses
fermentasi akan dihasilkan asam-asam mudah menguap seperti asam asetat, asam
formiat, asam laktat, dan asam propionat. Asam asetat lebih banyak diproduksi
pada konversi gula yang tinggi, sedangkan asam butirat, asam formiat dan asam propionat
dijumpai dalam jumlah kecil. Jumlah asam asetat yang diperoleh tergantung jenis
dan kondisi fermentasi (Rahmah, 2010).
Fermentasi aerob
merupakan fermentasi yang memerlukan adanya oksigen sebagai energi untuk
merombak substrat alkohol yang dihasilkan pada fermentasi anaerob. Pada
fermentasi aerob akan dihasilkan asam asetat atau asam cuka, air dan energi 36
ATP. Fermentasi ini dibantu oleh bakteri
Acetobakter aceti. Fermentasi aerob ini juga merupakan oksidasi
alkohol primer (Buckle, et al., 1987).
Peranan
Mikroorganisme (Ragi Tape)
Mikroorganisme
dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecah
amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan
monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification).
Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi
alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape
tersebut dibuat, semakin tinggi pula kadar alkoholnya (Kholidaziah, 2013).
Ragi tape
atau ragi pasar adalah inokulum campuran kapang, khamir dan bakteri.
Mikroorganisme yang terdapat dalam ragi tape antara lain adalah kapang Amylomyces
rouxii, Mucor sp dan Rhizopus sp. Khamir Saccharomycopsis
fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cereviceae
dan Candida utilis serta bakteri Pediococcus sp, dan Bacillus
sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan
tape (Kholidaziah, 2013).
Ragi tape
dapat dibuat sendiri dari bahan-bahan yang terdiri dari tepung ketan putih,
bawang putih, merica, lengkuas, cabai untuk jamu dan air perasan tebu
secukupnya dengan memanfaatkan peralatan sederhana seperti alat penumbuk,
tampah, jerami, baskom dan daun pisang (Setyawan, 2008a). Ragi yang mengandung
mikroflora seperti kapang, khamir dan bakteri dapat berfungsi sebagai starter
fermentasi. Selain itu juga kaya akan protein yakni sekitar 40 – 50 %, jumlah
protein ragi tersebut tergantung dari jenis bahan penyusunnya (Kholidaziah,
2013).
Starter yang
digunakan untuk produksi tape disebut ragi, yang umumnya berbentuk bulat pipih
dengan diameter 4 – 6 cm dan ketebalan 0,5 cm. Tidak diperlukan peralatan
khusus untuk produksi ragi, tetapi formulasi bahan yang digunakan umumnya tetap
menjadi rahasia setiap pengusaha ragi. Tepung beras yang bersih dicampur dengan
air untuk membentuk pasta dan dibentuk pipih dengan tangan, kemudian diletakkan
di atas nyiru yang dilambari dengan merang dan ditutup dengan kain saring.
Organisme akan tumbuh secara alami pada pasta ini pada suhu ruang dalam waktu 2
– 5 hari. Penambahan rempah-rempah atau bumbu untuk mendukung pertumbuhan
mikroorganisme yang diharapkan. Penambahan sari tebu juga dilakukan untuk
menambah gula. Ragi dipanen setelah 2 – 5 hari tergantung dari suhu dan
kelembapan (Kholidaziah, 2013).
Ragi tape
adalah starter yang digunakan untuk produksi tape. Ragi tape berbentuk pipih
kering dan dapat disimpan dalam waktu lama. Tidak ada faktor-faktor lingkungan
yang dikendalikan. Mikroorganisme yang diharapkan maupun kontaminan dapat
tumbuh bersama-sama. Pada lingkungan pabrik ragi, mikroflora yang ada telah
didominasi mikroba ragi. Namun demikian, ragi yang dibuat pada musim hujan akan
dijumpai Mucor sp dan Rhizopus sp dalam jumlah yang lebih banyak
dan dibutuhkan waktu pengeringan yang lebih lama (Kholidaziah, 2013).
Ragi adalah
tablet yang merupakan starter mikroorganisme untuk membuat tape atau wine.
Tepung beras yang bersih dicampur dengan air, diaduk dengan tangan dan dicetak
berbentuk bola pipih. Ragi tersebut diletakkan di atas tampah bambu dan ditutup
dengan kain saring dan diikuti dengan fermentasi dan ditempatkan dengan suhu
kamar selama 2 – 5 hari. Campuran dari rempah-rempah akan menyeleksi
pertumbuhan mikroorganisme (Kholidaziah, 2013).
Pada proses perombakan
pati dibutuhkan suatu bahan dasar tambahan yaitu ragi tape. Ragi tape adalah
suatu produk inokulum campuran yang terdiri dari mikroba, jamur (kapang), Aspergillus
oryzae, Rhyzopus sp, dan khamir atau yeast Saccharomyces cereviseae,
Candida sp dan bakteri asam laktat Lactobacillus sp heterofermentatif
dan homofermentatif. Disamping itu sel mikroba dan khamir selalu
memberi kontribusi senyawa fungsional bioaktif (Kholidaziah, 2013).
Keunggulan
Tape
Fermentasi tapai dapat meningkatkan kandungan Vitamin
B1(tiamina) hingga tiga kali lipat. Vitamin ini diperlukan oleh sistem saraf,
sel otot, dan sistem pencernaan agar dapat berfungsi dengan baik.Karena
mengandung berbagai macam bakteri `baik´yang aman dikonsumsi, tapai dapat
digolongkan sebagai sumber probiotik bagi tubuh. Cairan tapai dan tapai
ketan diketahui mengandung bakteri asam laktat sebanyak ± satu juta per
mililiter atau gramnya. Produk fermentasi ini diyakini dapat memberikan
efek menyehatkan tubuh, terutama sistem pencernaan, karena meningkatkan
jumlah bakteri dalam tubuh dan mengurangi jumlah bakteri jahat (Dlyna, 2013).
Kelebihan
lain dari tapai adalah kemampuannya tapai mengikat danmengeluarkan aflatoksin
dari tubuh. Aflaktosin merupakan zat toksik atau racun yang dihasilkan oleh
kapang, terutama Aspergillus flavus.Toksik ini banyak kita jumpai dalam
kebutuhan pangan sehari-hari, seperti kecap. Konsumsi tapai dalam batas normal
diharapkan dapat mereduksi aflatoksin tersebut (Dlyna, 2013).
Di
beberapa negara tropis yangmengkonsumsi singkong sebagai karbohidrat utama,
penduduknya rentan menderita anemia. Hal ini dikarenakan singkong mengandung
sianida yang bersifat toksik dalam tubuh manusia. Konsumsi tapai dapat mencegah
terjadinya anemia karena mikroorganisme yang berperan dalam fermentasinya mampu
menghasilkan vitamin B12 (Dlyna, 2013).
Kelemahan
Tape
Konsumsi tape
yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi pada darah dan
gangguan sistem pencernaan. Selain
itu, beberapa jenis bakteri yang digunakandalam pembuatan tape berpotensi
menyebabkan penyakit pada orang-orang dengan sistem imun yang terlalu lemah
seperti anak-anak balita, kaum lanjut usia, atau penderita HIV. Untuk
mengurangi dampak negatif tersebut, konsumsi tape perlu dilakukan secara
terkendali dan pembuatannya serta penyimpanannya pun dilakukan dengan
higienis (Dlyna, 2013).
Pembuatan
tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape singkong) adalah proses fermentasi
yang sangat dikenal di Indonesia. Proses fermentasi menghasilkan
senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan sampai obat-obatan.
Proses fermentasi pada makanan yang sering dilakukan adalah proses
pembuatan tape, tempe, yoghurt, dan tahu. Produk fermentasi mengandung energi
kimia yang tidak teroksidasi penuh tetapi tidak dapat mengalami metabolisme lebih
jauh tanpa oksigen atau akseptor elektron lainnya (yang lebih highly-oxidized)
sehingga cenderung dianggap produk sampah (buangan). Konsekuensinya adalah
bahwa produksi ATP dari fermentasi menjadi kurang effisien dibandingkan
oxidative phosphorylation, di mana piruvat teroksidasi penuh menjadi karbon
dioksida. Fermentasi menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa bila
dibandingkan dengan 36 ATP yang dihasilkan respirasi aerobik. Walaupun
fermentasi sangat membantu dalam waktu pendek dan intensitas tinggi untuk
bekerja, ia tidak dapat bertahan dalam jangka waktu lama pada organisme aerobik
yang kompleks. Sebagai contoh, pada manusia, fermentasi asam laktat hanya mampu
menyediakan energi selama 30 detik hingga 2 menit (Dlyna, 2013).
Kajian Religi
Di dalam Al-Quran secara tersirat
Allah SWT telah menyiratkan akan pentingnya nutrisi atau proses penyerapan
bahan makanan bagi makhluk hidup yang ia ciptakan termasuk mikroorganisme yang
juga merupakan salah satu contoh makhluk hidup ciptaan Allah SWT, hal ini tersirat
dalam beberapa ayat di dalam Al-Quran diantaranya dalam :
QS. Al-Furqon : 2
Artinya:
“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak,
dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan
segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”.
Selain
itu, pada QS. Al-Hijr : 20 Allah
berfirman yang artinya:
“Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi
keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk – makhluk yang kamu
sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya.” Maknanya
: Sesungguhnya Allah telah menciptakan kesemuanya yang ada dimuka bumi ini yang
mempunyai peranan masing-masing meskipun itu hal-hal (benda/ mkhluk hidup)
sekecil apapun.
Tidak
hanya itu, pada QS An-Nahl: 13, Allah berfirman:

“ Dan Dia (menundukkan
pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan
macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran” (An-Nahl ayat 13).
Dalam surat diatas dapat
dimaknai bahwa Allah Swt telah menciptakan sesuatu yang ia kehendaki atas
makhluk hidup semua memiliki manfaatnya masing-masing begitu pula pada
pemanfaatan plasma nuftah melalui bioteknologi dalam peningkatan produksi
tanaman padi ini.
Kesimpulan
Bioteknologi
dapat diartikan sebagai pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan teknologi dengan
menggunakan makhluk hidup sebagai alat bantu untuk menghasilkan produk atau
jasa guna kepentingan manusia. Bioteknologi ada yang konvensional dan ada yang
modern. Pada pengolahan tape termasuk pada bioteknologi konvensional karena
masih menggunakan mikroorganisme secara sederhana. Mikroorganisme yang berperan
terdiri dari kelompok kapang dan khamir. Pada pembuatan tape singkong mikroorganisme yang fermentatif ini umumnya
adalah bakteri asam laktat, yaitu bakteri yang mampu mengubah zat gula dalam
bahan menjadi asam, alkohol, dan karbondioksida. Fermentasi tape dapat
meningkatkan kandungan Vitamin B1 (tiamina) hingga tiga kali lipat. Vitamin ini
diperlukan oleh sistem saraf, sel otot, dan sistem pencernaan agar dapat
berfungsi dengan baik. Tetapi konsumsi tape yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi pada darah dan gangguan
sistem pencernaan. .
Daftar Pustaka
Tri Radiyati dan Agusto, W. M. Pendayagunaan
ubi kayu. Subang: Puslitbang Fisika Terapan – LIPI, 1990, Hal. 18 – 27.
Simbolon, Karlibna. 2008. Pengaruh
Persentase Ragi Tape dan Lama Fermentasi terhadap Mutu Tape Ubi Jalar.
Departemen Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Apriyantono, dkk.1989. Analisis Pangan.
Bogor: IPB-Press
Buckle, K.A, dkk. 1987. Ilmu Pangan.
Penerjemah. H. Purnomo dan Adiono. Jakarta: UI-Press
Hidayat, dkk. 2006. Mikrobiologi Industri.
Yogyakarta: Andi
Sudarmadji, dkk. 1989. Analisis Bahan
Pangan dan Hasil Pertanian. Yogyakarta: Liberty
Susanto, dkk. 1994. Teknologi Pengolahan
Hasil Pertanian. Surabaya: Bina Ilmu
Rahmah,
H.N.L. 2010. Pengaruh Waktu Fermentasi terhadap Kadar Etanol dari Tape
Singkong (Manihot esculenta crantz). Fakultas Sains dan Teknologi.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Gunarso,
Rony. 2010. Budidaya Singkong. BP-PNFI Regional VII Mataram
Faiz,
Kamiludin. 2011. Analisa Kadar Protein pada Tape Singkong (Manihot
utilissima) dengan Penambahan Sari Buah Nanas (Ananas comosus) Menggunakan
Spektrofotometer. Program Diploma Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro
Semarang
Dwiari,
S.R. 2008. Teknologi Pangan. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional
Kholidaziah,
Dyna. 2013. Laporan Praktikum Bioteknologi Pembuatan Tape Singkong.
Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Dlyna.
2013. Mikroorganisme yang Berperan dalam Pembuatan Tape. www.dlyna.lumba.blogspot.com (Diakses pada 02 Januari 2015)
Permainan yang tengah jadi pujaan sekarang ini ialah game bandarq. Game ini disukai sebab langkah bermainnya gampang dengan skema bermain yang berlainan, unik serta begitu mengasikkan. Dalam permainan bandarq ini pemain juga bisa jadi bandar serta ini merupakan pengembangan baru yang di kembangkan di game judi kartu online hingga berikut yang membuat game bandarq makin di favoritekan sekarang ini. Di permainan bandarQ ini siapa saja ( tiap-tiap pemain) dapat jadi Bandar dengan minimum syarat chips yang perlu di punya oleh pemain itu , bila pemain telah penuhi minimum chips itu , jadi saat duduk di meja , sebagai Bandar akan dengan automatis bergantian sesuai tempat duduk nya masing masing. Apabila anda tidak mempunyai minimum chips yang di tetapkan oleh agen itu. Jadi anda akan dengan automatis jadi seseorang pemain biasa, atau anda bisa menantang Bandar.
BalasHapusCara Agar Menang Besar Di Game BandarQ
Untuk Info Selanjutnya di INDOKARTU
Silahkan add kontak kami bosku ^^
WA : 081333366766
BBM : indkartu
LINE : indokartu
Ingin mencari Situs Bandar Judi Online Terpercaya dan Teraman?
BalasHapusSudah tidak perlu Anda ragukan lagi, segera bergabung bersama S128, Situs Bandar Judi Online Terpercaya dan Teraman !!
Raih kemenangan Anda bersama kami hingga menjadi seorang JUTAWAN !!
Minimal deposit hanya Rp 25.000,- Anda sudah bermain semua permainan disini.
Disini juga menyediakan deposit via PULSA, OVO, dan GOPAY.
Jadi, apa lagi yang ditunggu? Segera daftarkan diri Anda bersama kami.
HOT PROMO BONUS yang tersedia :
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS FREEBET 200rB
- BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !! ( Sabung Ayam Online )
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami, melalui :
- Livechat : S128Cash
- WhatsApp : 081910053031
Link Alternatif :
- http://www.s128cash.org
Ayam Sabung
S128