MAKALAH
EKOLOGI HEWAN
“POTENSI LEBAH KLANCENG
(Trigona sp.)”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Ekologi Hewan yang dibina
oleh
Bapak Dr. Sukarsono, M.Si
KELAS:
BIOLOGI 4B
Disusun Oleh Kelompok 5:
Ninik Sulastri 201310070311046
Risa Umami 201310070311050
Iffatul Faiz. K 201310070311055
Khuzaimah Taher 201310070311064
Bowo Siswandoko 201310070311065
Anis Dwiyuningtyas 201310070311071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana
telah memberikan kenikmatan dan kesehatan kepada kita semua, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada baginda kita Nabi Besar Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari alam
kegelapan ke alam terang benderang yang penuh dengan kerahmatan.
Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
pihak yang mendorong dan memotivasi supaya makalah ini lebih efisien dan lebih
baik. Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Sukarsono, M.Si selaku
dosen mata kuliah Ekologi Hewan.
Dalam makalah ini kami membahas tentang “Ekologi Lebah
Klanceng” yang meliputi karakteristik, habitat, ekologi dan faktor lingkungan
yang mempengaruhi keeksistensiannya. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih memiliki kekurangan ataupun kesalahan, hal ini terjadi karena
dengan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang kami miliki. Dalam kesempatan ini
penyusun mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan pihak yang turut
membantu terselesainya makalah ini. Kami mengharap kritis ayau saran membangun
dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini. Terima kasih.
Malang, 11
Juni 2015
(Penulis)
DAFTAR ISI
Halaman
Judul................................................................................................... i
Kata Pengantar................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar
Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah................................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................... 2
1.4 Manfaat................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
2.1 Habitat Klanceng (Trigona sp.)............................................................ 3
2.2 Sumber Daya Alam Klanceng (Trigona sp.)......................................... 5
2.3 Makanan Klanceng (Trigona sp.).......................................................... 6
2.4 Perilaku Klanceng (Trigona sp.)........................................................... 7
2.5 Respon dan Adaptasi Klanceng (Trigona sp.)...................................... 9
2.6 Modifikasi Klanceng
(Trigona sp.) ...................................................... 9
BAB III PENUTUP........................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 11
3.2 Saran................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan
hidup hewan adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling hewan dimana ia
beraktifitas, berinteraksi dan beradaptasi. Perhatikan hewan apa yang ada di
sekeliling hewan yang sedang melakukan aktifivitas, baik hewan yang sedang
beraktivitas sendiri, dengan kelompoknya atau dengan hewan jenis lain. Setiap
hewan, melakukan aktivitas hidup, tumbuh dan berkembangbiak dalam suatu
lingkungan yang memberinya kondisi yang cocok bagi kehidupannya. Lingkungannya
juga menyediakan sumberdaya yang diperlukan bagi kehidupannya. Faktor-faktor
lingkungan hewan dapat ditinjau dari dua aspek yang berbeda, meskipun dalam
hal-hal tertentu perbedaan keduanya tidak nyata benar. Kedua aspek tersebut
dibedakan atas aspek kondisi lingkungan dan sumberdaya lingkungan.
Mungkin
belum banyak yang mengetahui jika ada lebah penghasil madu selain lebah madu
yang biasa kita kenal karena memang belum banyak yang membudidayakannya. Yaitu
lebah klanceng atau lanceng. Bentuknya lebih kecil dari pada lebah madu biasa.
Bahkan lebih kecil dari pada lalat. Warnanya hitam, dengan kaki berbulu.
Lebah
klanceng atau lanceng dengan nama latin
Trigona sp. di alam bebas hidup pada celah-celah pohon yang kering, lobang
pada tembok, dan lain- lain. Karena bentuknya yang kecil lebah klanceng sering
di kira semut yang bersayap. Makanan bebah ini serbuk sari bunga bunga yang ada
di alam.
Madu
dari jenis lebah klanceng ini tergolong mahal, lebih mahal dari madu lebah
biasa hingga dua sampai tiga kali lipat. Hal ini dikarenakan lebah klanceng
lebih sedikit memproduksi madu. Kecuali itu juga masih sangat jarang yang
membudidayakanya. Namun demikian madu ini banyak di buru mengingat kasiatnya
yang sangat baik untuk kesehatan.
Pada makalah
ini akan di bahas lebih lanjut mengenai lebah flora atau lebah klanceng,
kehidupan lebah klanceng, relung hidup klanceng, faktor-faktor yang
mempengaruhi keeksistensian lebah klanceng dan manfaat madu lebah klanceng.
1.2 Rumusan Masalah
a.
Bagaimana
habitat dari Klanceng berdasarkan kondisi dan relung?
b.
Bagaimana
Sumber Daya Alam Klanceng (Trigona sp.)?
c.
Bagaimana
makanan Klanceng
berdasarkan jenis dan
jumlahnya?
d.
Bagaimana
perilaku Klanceng berdasarkan mencari makan, reproduksi, dan teroterialnya?
e.
Bagaimana
respon dan adaptasi Klanceng (Trigona sp.)?
f.
Bagaimana modifikasi Klanceng (Trigona sp.)?
1.3
Tujuan
a.
Untuk
mengetahui karakteristik lebah klanceng
b.
Untuk
mengetahui habitat lebah klanceng
c.
Untuk
mengetahui faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan lebah klanceng
d.
Untuk mengetahui cara pemeliharaan lebah klanceng
e.
Untuk
mengetahui manfaat dari lebah klanceng dan kandungan yang ada pada madu lebah tersebut
1.4
Manfaat
Diharapkan dengan adanya makalah ini bisa menjadi referensi
untuk pengetahuan tentang lebah klanceng (Trigona sp.) sehingga dapat bermanfaat
untuk menjadi wirausahawan, paternak, ataupun menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Habitat
Klanceng (Trigona sp.)
Berdasarkan hasil wawancara, habitat Trigona sp. berada pada pohon atau kayu kering. Suhu pada habitatnya tidak mempengaruhi yang terpenting tempatnya tidak terlalu banyak mengenai hujan, karena hujan mempengaruhi kualitas hasil madu. Ketika musim hujan maka produksi madunya sedikit. Jika ingin madunya banyak butuh daerah yang sangat panas dan minimal 5 hari. Faktor-faktor cahaya tidak mempengaruhi, suhu mempengaruhi kualitas madunya. Tempat jika musim bunga maka produksi madunya menjadi banyak.
Gambar
1. Sarang Klanceng berada di seh lubang pepohonan
Sumber:
http://ekowarto.blogspot.com.
Relung lebah trigonasp
adalah hutan, karena lebah trigona merupakan lebah krasenan. Lebah klancang
langsung nyaman ketika di letakannya di habitat buatan manusia, tidak
memilih-milih tempat. Dapat bertahan hidup walau hanya dengan satu petak madu
kecil dan bisa bertahan hidup untuk jemari madu dan mengumpulkannya lagi.
Makanan dari nektar tumbuhan bukan Madunya, madu itu hasil dari lebahnya. Lebah
memakan nektar tanaman yang akan diolah menjadi madu di dalam perut lebah tersebut
dengan bantuan zat-zat kimia sehingga menjadi madu dan di simpan di dalam
sarang dan di gunakan untuk cadangan makanannya saat musim penghujan. Daerah
atau kawasan teritorial untuk lancang di alam seperti selubung-selubung yang
menjadi habitatanya. Adaptasi lancang sangat cepat ketika di ambil dari habitat
aslinya yang di hutan berupa telurnya saja dan di pindahkan ke tempat yang baru
yang telah di sediakan dan setelah beberapa hari lancang akan membangunnya
lagi. Habitat yang telah di modifikasi cenderung lebih teratur dan bagus namun
kita mempermudah untuk makannya dan tidak perlu untuk merusak sarangnya. Ukuran
sang tidak begitu berpengaruh dan hanya menyesuaikan saja. Modifikasi makanan
tergantung alamnya juga, dan tidak ada modifikasi rambutan. Jika diletakan di
dekat pon rambutan maka madunya cenderung rasa rambutan. Tergantung bungannya
yang ada di sekitarnya dan madunya klanceng madu multi. Madu klanceng rasanya
asam manis.
2.2 Sumber
Daya Alam Klanceng
(Trigona sp.)
Lebah Trigona merupakan
salah satu spesies lebah penghasil madu yang masuk dalam Famili Meliponidae yakni tidak memiliki sengat. Lebah jenis ini
masih kurang populer dalam hal menghasilkan madu dibandingkan dengan Famili Apidae, misalkan spesies Apis mellifera yang merupakan lebah dari
eropa dengan produksi madu rata-rata mencapai 30-60 kg per koloni pertahun (Melipona. 2012).
Trigona sp. merupakan lebah yang banyak
ditemukan hidup dan di negara dengan daerah hutan tropis seperti Indonesia,
Malaysia dan Filipina. Di Indonesia, lebah ini memiliki banyak sebutan, antara
lain lebah lilin, klanceng, lanceng (Jawa), gala-gala atau golo-golo
(Sumatera Barat), teweul (Sunda), dan
ketape atau kammu (Sulawesi Selatan). Secara alami lebah trigona hidup dengan
membuat sarang di lubang-lubang pohon buah atau batang bambu yang digunakan
untuk menyangga pohon-pohon buah (Warto, 2013). Arsitektur dan bahan pembuat
sarang lebah Trigona tergolong unik karena bila diamati sarangnya terdiri atas batumen dan cerumen, propolis, lumpur atau kapur serta kotoran hewan atau serat
tanaman. Selain hidup di batang pohon dan celah batu, lebah dapat pula
bersarang di kayu, tanah bahkan daun pintu yang terbuat dari kayu berlapis dua.
Pintu sarang umumnya sangat kecil sehingga hanya bisa dilewati oleh seekor
lebah, tetapi ada juga yang lebih besar. Biasanya di sekeliling pintu sarang
dilapisi campuran lumpur, tetesan resin, dan propolis sehingga menyerupai
bingkai (Melipona, 2012).
Gambar 2. Bagian dalam sarang seteh bambu dibelah
Bagian interior sarang Trigona
sp.
lebih rumit dibandingkan jenis Apis.
Sel untuk anakan, sel penyimpanan madu dan sel pollen berbeda bentuk, ukuran
dan letak. Sel anakan lebih kecil dengan ukuran dan bentuk yang sama antara
jantan dan betina, sedangkan sel ratu ukurannya lebih besar. Sisiran sel untuk
anakan tersusun horizontal dengan bahan sisiran yang dibuat dari campuran resin
tumbuhan (Maulana, 2009).
2.3 Makanan
Klanceng (Trigona sp.)
Faktor yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan koloni
klanceng adalah adanya ketersediaan pakan sebagai penghasil nektar dan polen,
lingkungan yang sesuai, populasi koloni yang tinggi dan kemampuan fisik
klanceng. Ketersediaan pakan klanceng secara berkesinambungan yang mampu
menghasilkan nektar dan tepung sari sangat menentukan kehidupan klanceng.
Klanceng sangat membutuhkan pakan yang mengandung karbohidrat, protein,
vitamin, mineral, air dan lain-lain untuk kehidupannya. Pakan tersebut sangat
penting untuk perkembangan koloni, perawatan r
atu, peningkatan produksi telur dan produksi madu. Sumber karbohidrat
sebagian besar diperoleh dari nektar, sedangkan sumber protein diperoleh dari
polen (Schwarz, 1937).
Kemampuan klanceng untuk mempertahankan kehangatan
kondisi mikroklimat merupakan adaptasi secara langsung untuk mempertahankan
suhu. Adapun cara yang ditempuh adalah melalui pengendalian terintegrasi antara
produksi dan pelepasan panas. Mekanisme ini dapat menyebabkan menurunnya
aktivitas lebah dalam mencari makanan sehingga akan dapat mempengaruhi
perkembangan koloni selanjutnya. Klanceng pekerja dalam mencari pakan berupa nektar dan tepung sari
untuk memberi pakan pada koloninya untuk menghasilkan madu dan untuk membentuk
sarang (Schwarz, 1937).
Menurut hasil wawancara, makanan dari Trigona sp. yaitu nektar yang terdapat pada berbagai bunga yang
rasanya manis dan harum, kemudian diproses di dalam tubuh dengan cairan kimia
yang kemudian dikeluarkan menjadi madu yang disimpan didalam sarangnya, lalu
digunakan untuk cadangan makanan pada saat musim hujan. Waktu Trigona sp. mencari makan dilakukan
setiap hari, biasanya pada saat pagi hari Trigona
sp. mencari madu dengan cara mengikuti arah matahari, jika matahari telah
terbenam maka Trigona sp. akan pulang
dengan sendirinya, untuk jumlah makanannya disesuaikan dengan ukuran tubuhnya.
Semakin besar ukuran tubuhnya maka makanannya semakin banyak.
2.4 Perilaku
Klanceng (Trigona sp.)
a. Perilaku
Reproduksi
Reproduksi klanceng
berlangsung satu kali seumur hidup, saat
pembuahan, satu klanceng betina dibuahi oleh puluhan ekor klanceng jantan.
Lebah klanceng yang berperan dalam memproduksi keturunan adalah ratu lebah.
Ratu merupakan satu-satunya penelur seumur hidup. Setiap koloni lebah biasanya
memiliki seekor ratu lebah. Ratu lebah berukuran paling besar ( paling besar
diantara lebah jantan dan lebah pekerja). Ratu Lebah melepaskan pheromones
untuk mengatur aktivitas koloni, dan lebah pekerja juga menghasilkan pheromones
untuk melakukan komunikasi antar lebah. Sedangkan lebah jantan klanceng
merupakan kasta kelompok kedua terbesar dalam koloni lebah. Jumlahnya sekitar
sepertiga dari jumlah lebah betina dan tugas utamanya adalah pemacek atau harem
bagi lebah ratu. Lebah jantan tidak mencari madu atau tepung sari untuk
makanana. Tujuan yang utama lebah jantan adalah untuk mengawini ratu lebah
klanceng yang baru. Lebah jantan kawin dengan lebah ratu pada saat terbang,
lebah jantan mati dengan seketika setelah kawin (Bagjavicenna, 2008).
Jumlah anakan yang
dihasilkan tidak bisa dihitung, tiap hari ratu lebah bertelur sampai ratusan
telur di lubang sarang tersebut. Umur larva di dalam sarang cukup panjang
sehingga terdapat waktu untuk makan dan tumbuh menjadi jenis lebah yang
berlainan. Jumlah populasi maksimum lebah klanceng 100.000 para pekerja
untuk tiap sarangnya sedangkan species Apis jumlah maksimum pekerja tiap sarang
60.000. Lebah klanceng memiliki populasi lebih besar dibandingkan dengan
species Apis. Jumlah koloni akan meningkat seiring meningkatnya telur, larva
dan pupa yang menyebabkan jumlah populasi lebah semakin banyak, sehingga jumlah
lebah pekerja yang membawa nektar dan pollen semakin banyak. Menurut narasumber
yang berlokasi di Wisata Petik Madu mengatakan telur tidak akan dipindah ke
habitat atau tempat yang berbeda dari induknya, karena ada baby sitter
yang merawat lebah klanceng kecil. Ketika musim bunga, jumlah anakan semakin
banyak, tetapi ketika musim paceklik datang banyak lebah klanceng yang mati
karena sumber makanan terbatas sedangkan jumlahnya akan semakin banyak,
persainganpun terjadi, dan yang kalah atau tidak kebagian makanan akan mati
ditempat.
b) Perilaku
Menempati Teritorial dan Pola Edar
Lebah Klanceng menyukai
tempat-tempat yang bersemak belukar, artinya tidak dekat dengan cahaya
matahari. Khususnya pada hutan atau taman yang mempunyai banyak bunga bernektar
sebagai sumber makanan bagi klanceng itu sendiri. Setelah lebah klanceng
ditangkap dan dimasukkan dalam stup-stup, ia akan berkembangbiak di tempat tersebut.
Mereka mampu membuat sarang yang sesuai dengan relungnya dan akan menjadi
teritorialnya. Lebah yang bertanggung jawab dalam membuat dan mempertahankan
wilayah adalah lebah pekerja.
Lebah pekerja adalah
lebah betina yang organ reproduksinya terkekang sehingga tidak berfungsi
sempurna. Ukuran jenis lebah pekerja adalah terkecil dibandingkan dengan lebah
ratu dan lebah jantan. Sayap lebah pekerja hampir menutupi bagian perut, kaki
belakang berkembang menjadi alat pembawa pollen, tubuhnya berbulu, mempunyai
sengat lurus dan berkait (Mace, 1984). Lebah Pekerja adalah lebah betina yang
tidak subur. Lebah Pekerja mengeluarkan lilin yang digunakan untuk membangun
sarang, membersihkan dan memelihara sarang, menaikkan yang muda, menjaga sarang
dan menyediakan makanan terdiri dari madu dan tepung sari (Ikbal, 2014).
Masa kerja lebah
pekerja selama 60 hari. Sejak usia 1 minggu lebah pekerja mulai bekerja
membersihkan lubang sel bekas hunianya tatkala ia menjadi larva. Usia 2 minggu,
lebah pekerja bekerja membuat royal jelly. Usia 3 minggu, membuat sel-sel dalam
sarang. Usia 4 minggu, mengikuti lebah pekerja dewasa untuk mencari makan di
luar sarang. Usia 5 minggu, bekerja mencari makan untuk memenuhi kebutuhan
hidup koloni. Usia 5 minggu, lebah pekerja sering disebut lebah pangan (pencari
makan). Lebah pekerja sering disebut lebah pencari jejak, karena mampu membaca
sinar ultraviolet matahari untuk mencari jejak dimana terdapat sumber makanan.
Usia 6-7 minggu, lebah pekerja bekerja menjaga keamanan koloni dan mati pada
usia 7 minggu (Ikbal, 2014).
2.5 Respon
dan Adaptasi Klanceng
(Trigona sp.)
Lebah Klanceng
merupakan lebah yang memiliki tingkat respon dan adaptasi yang cepat. Menurut
Narasumber 1 yang merupakan peternak lebah Klanceng yang berada di Pasuruan,
lebah Klanceng sangat mudah beradaptasi daripada lebah-lebah lainnya. Peternak
hanya membuatkan bumbung/rumah bagi Klanceng dan menaruh tepung sari beserta
sedikit madu didalamnya kemudian menempatkan satu ekor lebah Klanceng dan
mendiamkannya selama satu bulan. Maka lebah akan mulai berkembang biak dan
dapat menghasilkan madu dalam jangka waktu tiga bulan setelah penempatan lebah
Klanceng didalam bumbung. Secara umum, Lebah Klanceng banyak yang menetap pada
bumbung yang telah disediakan. Hal ini dikarenakan suhu untuk budidaya Klanceng
cukup dingin dan berada pada daerah pedesaan yang tidak begitu ramai
masyarakat, sehingga tidak mengganggu proses perkembangbiakan Klanceng.
Sedangkan menurut
Narasumber 2 yang merupakan karyawan dari sebuah peternak lebah Klanceng di
Lawang menuturkan bahwa Klanceng merupakan jenis lebah yang mudah menetap pada
suatu tempat. Jadi, apabila ditempatkan/ditaruh pada bumbung, maka Klanceng
tersebut akan terus bertahan pada tempat tersebut dan berkembang biak.
Menurut Suwirno (2012),
Faktor yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan koloni lebah klanceng
adalah adanya ketersediaan pakan sebagai penghasil nektar dan polen, lingkungan
yang sesuai, populasi koloni yang tinggi dan kemampuan fisik lebah klanceng,
ketersediaan pakan lebah secara berkesinambungan yang mampu menghasilkan nektar
dan tepung sari sangat menentukan kehidupan lebah klanceng. Lebah klanceng
sangat membutuhkan pakan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin,
mineral, air dan lain-lain untuk kehidupannya. Pakan tersebut sangat penting
untuk perkembangan koloni, perawatan ratu, peningkatan produksi telur dan
produksi madu. Sumber karbohidrat sebagian besar diperoleh dari nektar,
sedangkan sumber protein diperoleh dari polen. Selain ketersediaan pakan lebah
maka faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban udara, curah hujan dan
ketinggian tempat juga sangat menentukan perkembangan lebah klanceng. Kemampuan
lebah untuk mempertahankan kehangatan kondisi mikroklimat merupakan adaptasi
secara langsung untuk mempertahankan suhu. Faktor-faktor inilah yang dapat
membuat bertahannya Klanceng pada suatu stup/bumbung yang disediakan oleh
peternak.
Jam Biologi
Jam Biologi bagi lebah
Klanceng termasuk kedalam jam waktu ekternal. Hal ini dikarenakan jam/ waktu
harian dalam lebah Klanceng bekerja oleh tanda-tanda dari Lingkungan. Sebagai
contoh yaitu, lebah Klanceng akan mencari makan (sari bunga) pada waktu-waktu
tertentu saja yaitu pada siang hari dan kondisi lingkungan yang cerah. Apabila
cuaca mendung, maka lebah Klanceng tidak akan keluar dari bumbung/stup. Setalah
mencari sari bunga, lebah Klanceng akan kembali menuju bumbung/stup hingga
batas waktu sore hari.
Menurut narasumber 2,
Lebah Kalnceng akan keluar dari bumbung dan mencari sari bunga hingga radius 3
KM. Apabila hari mulai sore, maka lebah Klanceng akan kembali menuju
bumbung/stup dengan sendirinya. Apabila cuaca mendung, maka lebah Klanceng akan
cenderung berada didalam stup/bumbung dan jarang sekali ditemukan adanya
Klanceng yang keluar sarang. Apabila cuaca seperti ini berlangsung cukup lama,
biasanya dari peternak sendiri yang akan menyediakan sari bunga berupa tepung
sari atau madu. Namun, biasanya apabila cuaca mendung, maka madu yang
dihasilkan akan jauh lebih sedikit daripada pada saat cuaca cerah.
2.6 Modifikasi Klanceng (Trigona sp.)
2.6.1 Modifikasi
Habitat
Berdasarkan hasil
wawancara modifikasi dari habitatnya yaitu pembuatan sarang yang mempunyai
komposisi terbuat dari pohon bambu.
Karena hal itu termodifikasi dari
habitat aslinya. Habitat asli dari lebah klanceng yaitu ipohon-pohon aerah hutan, khususnya
narasumber mengambil dari Hutan Gunung
Arjuno. Para pencari lebah akan mengambil pure alami dan hanya telurnya
saja yang dipindah tempat dengan tempat yang baru yang telah dimodifikasi
setelah beberapa hari lebah akan membangun lagi dengan teratur dan lebih bagus.
Ukuran alam pembuatan luas tidak begitu mempengaruhi. Faktor-faktor yang telah narasumber utarakan
yaitu kondisi suhu, apabila curah hujan banyak maka madu yang diprouksi lebah
sedikit karena pada musim hujan polen bunga akan berkurang begitupn dengan
musim panas maka bunga akan banyak dan produksi madupun banyak.
Relung bagi lebah
klanceng yaitu tidak pilih-pilih tempat, meskipun modifikasi tempat tidak sama
persis dengan habitat asli. Namun, apabila disekitar tidak ada sumber makan maka ada dua
kemungkinan antara mati dan berpindah tempat.
2.6.2
Modifikasi Makanan
Jenis makanan tidak ada
modifikasi dari petani lebah karena lebah klanceng ini mendapatkan makanan dari
nektar tumbuhan seperti bunga yang ada disekitar dengan sendirinya. Nektar yang dikonsumsi akan masuk kedalam tubuh
dproses dalam perut lebah dengan cairan dalam lebah, disimpan disarang. Jika
musim penghujan (penceklik) madu yang disimpan dalam sarang dapat dimanfaatkan
sebagai adangan makanan. Porsi memakan sumber makanan lebah disesuaikan pada
volume perut lebah tersebut.
2.6.3
Modifikasi
Perilaku
Perilaku lebah dilingkungan asli
yaitu khususnya dalam mencari makan mengikuti arah matahari, maksudnya yaitu
jika pagi hari dengan terbitnya matahari lebah sudah mulai terbang mencari
nektar dengan radius 100-500 meter. Jika matahari sudah mulai terbenam maka
lebah akan kembali pulang
kesarang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Habitat Trigona sp. berada pada
pohon atau kayu kering. Suhu pada habitatnya tidak mempengaruhi yang terpenting
tempatnya tidak terlalu banyak mengenai hujan, karena hujan mempengaruhi
kualitas hasil madu. lebah Trigona
tergolong unik karena bila diamati sarangnya terdiri atas batumen dan cerumen,
propolis, lumpur atau kapur serta kotoran hewan atau serat tanaman. makanan dari Trigona sp. yaitu nektar yang terdapat pada berbagai bunga yang
rasanya manis dan harum. Modifikasi
habitat yaitu pembuatan sarang yang mempunyai komposisi terbuat dari
pohon bambu, modifikasi
perilaku yakni dalam mencari makan mengikuti arah matahari dengan radius 100-500 meter sedangkan tidak ada modifikasi
untuk makanan Trigona sp.
3.2 Saran
Sarannya supaya pembudidayaan Trigona sp.
lebih baik lagi, karena
manfaat yang bisa didapat dari madunya tidaklah sedikit. Akan tetapi, pada
perawatannya harus memperhatikan beberapa aspek penting supaya kelestariannya
tetap terjaga dan terhindar dari unsur eksploitasi. Selain itu, perlu adanya
penelitian lebih lanjut mengenai manfaat dan cara budidaya Trigona sp.
yang efektif sehingga dapat menghasilkan madu yang banyak dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Bagjavicenna,
Erlank. 2008. Potensi Propolis Lebah Trigona spp sebagai Bahan
Antimikrob Ketombe. Skripsi Program Studi Biokimia. Institut Pertanian Bogor.
Ikbal,
A. R. 2014. Pengelolaan Lebah Madu. Jurusan Kehutanan. Universitas Halu Oleo.
Kendari.
Melipona.
2012. Cara Beternak Lebah.
http://melipona.blongspot.com (di akses 12 Juni 2015).
Rahmat.
2014. Kebun dan Agroforestry Bagaimana Mendapatkan Koloni Klanceng. http://rahmatadijaya.wordpress.com. (di akses 12
Juni 2015).
Schwarz. 1937. Performance of Klanceng Bees (Trigonoma sp.)
at the End Flowering in Pasuruan Regency: 1-10.
Suwirno.
2010. Budidaya Lebah Kalnceng, Trigona
sp. https://bataviareload.wordpress.com/peternakan/lebah-klancengtrigona-spp/ (diakses pada
12 Juni 2015)
Warto.
2013. Ternak Klanceng. http://ekowarto.blogspot.com.
(di akses 12 Juni 2015).
Lampiran
Dokumentasi Kegiatan Pengamatan Klanceng di Lawang
Gambar 3. Modifikasi kandang klanceng yang terbuat dari bahan kayu
Gambar 4. Sarang klanceng
Gambar 5. Bagian dalam dari kandang
sarang klanceng
Gambar 6. Kandang sarang klanceng yang terbuat dari bambu
https://klancengprigen.blogspot.com/
BalasHapusklanceng prigen
BalasHapusdaa
BalasHapusPromo DonacoPoker Spesial Menyambut Lebaran
BalasHapusPromo spesial untuk menyambut Bulan Puasa Donaco Poker memberikan promo spesial yang hanya untuk anda member-member setia kami dengan memberikan tambahan deposit sebesar 10+10%.
Permainan di DonacoPoker
- POKER
- DOMINO
- CEME
- CEME KELILING
- CAPSA
- SUPER10
- OMAHA
Hubungi kami di :
WHATSAPP : +6281333555662
atau langsung di Livechat kami ya bosku. Terimakasih
DAFTAR
Judi Poker Online Terbaik
Permainan yang tengah jadi pujaan sekarang ini ialah game bandarq. Game ini disukai sebab langkah bermainnya gampang dengan skema bermain yang berlainan, unik serta begitu mengasikkan. Dalam permainan bandarq ini pemain juga bisa jadi bandar serta ini merupakan pengembangan baru yang di kembangkan di game judi kartu online hingga berikut yang membuat game bandarq makin di favoritekan sekarang ini. Di permainan bandarQ ini siapa saja ( tiap-tiap pemain) dapat jadi Bandar dengan minimum syarat chips yang perlu di punya oleh pemain itu , bila pemain telah penuhi minimum chips itu , jadi saat duduk di meja , sebagai Bandar akan dengan automatis bergantian sesuai tempat duduk nya masing masing. Apabila anda tidak mempunyai minimum chips yang di tetapkan oleh agen itu. Jadi anda akan dengan automatis jadi seseorang pemain biasa, atau anda bisa menantang Bandar.
BalasHapusCara Agar Menang Besar Di Game BandarQ
Untuk Info Selanjutnya di INDOKARTU
Silahkan add kontak kami bosku ^^
WA : 081333366766
BBM : indkartu
LINE : indokartu
Permainan yang tengah jadi pujaan sekarang ini ialah game bandarq. Game ini disukai sebab langkah bermainnya gampang dengan skema bermain yang berlainan, unik serta begitu mengasikkan. Dalam permainan bandarq ini pemain juga bisa jadi bandar serta ini merupakan pengembangan baru yang di kembangkan di game judi kartu online hingga berikut yang membuat game bandarq makin di favoritekan sekarang ini. Di permainan bandarQ ini siapa saja ( tiap-tiap pemain) dapat jadi Bandar dengan minimum syarat chips yang perlu di punya oleh pemain itu , bila pemain telah penuhi minimum chips itu , jadi saat duduk di meja , sebagai Bandar akan dengan automatis bergantian sesuai tempat duduk nya masing masing. Apabila anda tidak mempunyai minimum chips yang di tetapkan oleh agen itu. Jadi anda akan dengan automatis jadi seseorang pemain biasa, atau anda bisa menantang Bandar.
BalasHapusCara Agar Menang Besar Di Game BandarQ
Untuk Info Selanjutnya di INDOKARTU
Silahkan add kontak kami bosku ^^
WA : 081333366766
BBM : indkartu
LINE : indokartu
MENANG BERAPAPUN, PASTI KAMI BAYAR !!! *
BalasHapus* Melayani LiveChat 7 x 24 Jam Nonstop :
- WA : 08125522303
- BBM : CSID303
Aplikasi Judi Sabung Ayam Online
Agen Daftar Sbobet
www.ayambakar.me
Situs Poker Online Uang Asli
Ingin mencari Situs Bandar Judi Online Terpercaya dan Teraman?
BalasHapusSudah tidak perlu Anda ragukan lagi, segera bergabung bersama S128, Situs Bandar Judi Online Terpercaya dan Teraman !!
Raih kemenangan Anda bersama kami hingga menjadi seorang JUTAWAN !!
Minimal deposit hanya Rp 25.000,- Anda sudah bermain semua permainan disini.
Disini juga menyediakan deposit via PULSA, OVO, dan GOPAY.
Jadi, apa lagi yang ditunggu? Segera daftarkan diri Anda bersama kami.
HOT PROMO BONUS yang tersedia :
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS FREEBET 200rB
- BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !! ( Sabung Ayam Online )
Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami, melalui :
- Livechat : S128Cash
- WhatsApp : 081910053031
Link Alternatif :
- http://www.s128cash.org
Ayam Sabung
S128